Selasa, 28 Februari 2017

Miskonsepsi Dalam Pembelajaran Kimia



                Kimia merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menekankan pada penguasaan konsep. Dalam proses pembelajaran, konsep merupakan hal yang perlu dipahami, dipelajari dan dikuasai oleh siswa. Konsep kimia terbentuk dalam diri siswa secara berangsur-angsur melalui pengalaman dan interaksi mereka dengan alam sekitarnya (Faridah, 2004)
Kimia merupakan cabang ilmu yang paling penting dan dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk siswa oleh guru kimia, peneliti, dan pendidik pada umumnya. Meskipun alasannya bervariasi dari sifat konsep – konsep kimia yang abstrak hingga kesulitan penggunaan bahasa kimia. Ada dua alasan utama kesulitan yang dihadapi oleh siswa, pertama topic dalam kimia sangat abstrak dan kedua kata – kata yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari – hari memiliki arti berbeda dalam kimia. Karena miskonsepsi siswa ini penting, identifikasi pemahaman dan miskonsepsi siswa menjadi masalah utama dalam penelitian dalam tahun – tahun terakhir ini (Ozmen, 2004).
Di sekolah, mata pelajaran kimia dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, sehingga banyak siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tidak berhasil dalam belajar kimia. Enawati et al (2004) mengatakan bahwa diantara para siswa SMA berkembang anggapan bahwa mata pelajaran MIPA terutama kimia merupakan mata pelajaran tersulit dan menjadi momok di kalangan mereka, sehingga tidak heran jika sebagian mereka tidak mencapai ketuntasan minimum dalam mata pelajaran kimia.
Miskonsepsi merupakan permasalahan umum dalam pembelajaran kimia di sekolah menengah dan perguruan tinggi yang signifikan menghambat belajar dan pengembangan kognitif. Penelitian pendidikan kimia banyak melaporkan permasalahan miskonsepsi ini, namun sampai sekarang miskonsepsi masih merupakan permasalahan dalam pembelajaran kimia yang memerlukan penanganan serius. Hal yang sama direfleksikan oleh Johnstone (2000: 34), “Research literature has been dominated by work on misconceptions, but little has as yet appeared about how to reverse these or to avoid them altogether”. Pemecahan permasalahan miskonsepsi memerlukan pembelajaran dengan strategi khusus. Pembelajaran tradisional sulit mengatasi permasalahan miskonsepsi atau pengubahan konseptual (Ates, 2003; Coll & Treagust, 2001.
Sumber-sumber Miskonsepsi:
Suparno (2005) menjelaskan ada lima faktor yang merupakan penyebab miskonsepsi pada siswa, yaitu : 1) siswa, 2) guru, 3) buku teks, 4) konteks, dan 5) metode mengajar.
A.      Siswa
Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan dalam 8 kategori, sebagai berikut.

a) Prakonsepsi atau konsep awal siswa. Banyak siswa sudah mempunyai konsep awal sebelum mereka mengikuti pelajaran di sekolah. Prakonsepsi sering bersifat miskonsepsi karena penalaran seseorang terhadap suatu fenomena berbeda-beda.

b) Pemikiran asosiatif yaitu jenis pemikiran yang mengasosiasikan atau menganggap suatu konsep selalu sama dengan konsep yang lain. Asosiasi siswa terhadap istilah yang ditemukan dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari sering menimbulkan salah penafsiran.

c) Pemikiran humanistik yaitu memandang semua benda dari pandangan manusiawi. Tingkah laku benda dipahami sebagai tingkah laku makhluk hidup, sehingga tidak cocok.

d) Reasoning atau penalaran yang tidak lengkap atau salah. Alasan yang tidak lengkap diperoleh dari informasi yang tidak lengkap pula. Akibatnya siswa akan menarik kesimpulan yang salah dan menimbulkan miskonsepsi.

e) Intuisi yang salah, yaitu suatu perasaan dalam diri seseorang yang secara spontan mengungkapkan sikap atau gagasannya tentang sesuatu tanpa penelitian secara obyektif dan rasional. Pola pikir intuitif sering dikenal dengan pola pikir yang spontan.

f) Tahap perkembangan kognitif siswa. Secara umum, siswa yang dalam proses perkembangan kognitif akan sulit memahami konsep yang abstrak. Dalam hal ini, siswa baru belajar pada hal-hal yang konkrit yang dapat dilihat dengan indera.

g) Kemampuan siswa. Siswa yang kurang mampu dalam mempelajari kimia akan menemukan kesulitan dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan. Secara umum, siswa yang tingkat matematika-logisnya tinggi akan mengalami kesulitan memahami konsep kimia, terlebih konsep yang abstrak.

h) Minat belajar. Siswa yang memiliki minat belajar kimia yang besar akan sedikit mengalami miskonsepsi dibandingkan siswa yang tidak berminat.

B.      Guru
Guru yang tidak menguasai bahan atau tidak memahami konsep kimia dengan benar juga merupakan salah satu penyebab miskonsepsi siswa. Guru terkadang menyampaikan konsep kimia yang kompleks secara sederhana dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman siswa. Kadang-kadang guru mengutamakan penyampaian rumusan matematis sedangkan penyampaian konsep kimianya dikesampingkan. Pola pengajaran guru masih terpaku pada papan tulis, jarang melakukan eksperimen dan penyampaian masalah yang menantang proses berpikir siswa. Miskonsepsi siswa akan semakin kuat apabila guru bersikap otoriter dan menerapkan metode ceramah dalam mengajar. Hal ini mengakibatkan interaksi yang terjadi hanya satu arah, sehingga semakin besar peluang miskonsepsi guru ditransfer langsung pada siswa.
C.      Buku Teks
Buku teks yang dapat mengakibatkan munculnya miskonsepsi siswa adalah buku teks yang bahasanya sulit dimengerti dan penjelasannya tidak benar. Buku teks yang terlalu sulit bagi level siswa yang sedang belajar dapat menumbuhkan miskonsepsi karena mereka sulit menangkap isinya.
D.      Konteks
Konteks yang dimaksud di sini adalah pengalaman, bahasa sehari-hari, teman, serta keyakinan dan ajaran agama. Bahasa sebagai sumber prakonsepsi pertama sangat potensial mempengaruhi miskonsepsi, karena bahasa mengandung banyak penafsiran.

E.       Metode Mengajar
Metode mengajar guru yang tidak sesuai dengan konsep yang dipelajari akan dapat menimbulkan miskonsepsi. Guru yang hanya menggunakan satu metode pembelajaran untuk semua konsep akan memperbesar peluang siswa terjangkit miskonsepsi. Metode ceramah yang tidak memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan juga untuk mengungkapkan gagasannya sering kali meneruskan dan memupuk miskonsepsi. Penggunaan analogi yang tidak tepat juga merupakan salah satu penyebab timbulnya miskonsepsi. Metode praktikum yang sangat membantu dalam proses pemahaman, juga dapat menimbulkan miskonsepsi karena siswa hanya dapat menangkap konsep dari data-data yang diperoleh selama praktikum. Metode diskusi juga dapat berperan dalam menciptakan miskonsepsi. Bila dalam diskusi semua siswa mengalami miskonsepsi, maka miskonsepsi mereka semakin diperkuat. 
F.       Seperti yang telah dijelaskan pada penjelasan diatas, tepatnya pada poin E dimana disana dikatakan bahwa metode diskusi dapat berperan dalam menciptakan miskonsepsi. Lalu menurut teman-teman bagaimanakah solusi untuk mengatasi hal tersebut?



Peta Konsep Hidrokarbon

Berpikir Tingkat Tinggi pada Pembelajaran Kimia




   A.      Pengertian berpikir
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia.

   B.      Berpikir tingkat tinggi
Berpikir Tingkat Tinggi, Higher-order Thinking. Berbasis kepada Taksonomi Bloom, terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi atau higher-order thinking. Ketiga aspek itu adalah aspek analisa, aspek evaluasi dan aspek mencipta.

   C.      Karakteristik Berpikir Tingkat Tinggi
Secara umum, keterampilan berfikir terdiri atas empat tingkat, yaitu:  menghafal (recall thinking), dasar (basic thinking), kritis (critical thinking) dan kreatif (creative thinking) (Krulik & Rudnick, 1999).
            Menghafal adalah tingkat berfikir paling rendah.  Keterampilan ini hampir otomatis atau refleksif sifatnya. Contoh dari keterampilan ini adalah menghafal 3 x 4 = 12 dan 5 + 4 = 9.  Mengingat alamat atau nomor HP seseorang termasuk dalam keterampilan tingkat ini.  Siswa, terutama pada kelas-kelas awal, seringkali dipaksa untuk menghafal fakta-fakta ini.
            Tingkat berfikir selanjutnya disebut sebagai keterampilan dasar.  Keterampilan ini meliputi memahami konsep-konsep seperti penjumlahan dan pengurangan, termasuk aplikasinya dalam soal-soal.  Contoh dari konsep perkalian adalah mencari harga total 12 kilogram beras bila harga perkilonya adalah Rp 6.350,00.
            Berfikir kritis adalah berfikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah.  Termasuk di dalamnya mengumpulkan, mengorganisir, mengingat, dan menganalisa informasi. Berfikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari data yang diberikan dan mampu menentukan ketidak-konsistenan dan pertentangan dalam sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan berfikir kritis. Dengan kata lain, berfikir kritis adalah analitis dan refleksif.
            Beberapa kemampuan yang dikaitkan dengan konsep berpikir kritis, adalah kemampuan-kemampuan untuk memahami masalah, menyeleksi informasi yang penting untuk menyelesaikan masalah, memahami asumsi-asumsi, merumuskan dan menyeleksi hipotesis yang relevan, serta menarik kesimpulan yang valid dan menentukan kevalidan dari kesimpulan-kesimpulan (Dressel dan Mayhew) (Watson dan Glaser, 1980:1). Dari pendapat para ahli seperti telah diutarakan di atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan bagian dari penalaran.
            Bonnie dan Potts (2003) berpendapat bahwa terdapat beberapa kemampuan yang terpisah yang berkaitan dengan kemampuan yang menyeluruh untuk berpikir kritis, yaitu: menemukan analogi-analogi dan macam hubungan yang lain antara potongan-potongan informasi, menentukan kerelevanan dan kevalidan informasi yang dapat digunakan untuk pembentukan dan penyelesaian masalah, serta menemukan dan mengevaluasi penyelesaian atau cara-cara lain dalam menyelesaikan masalah. Meskipun semua pendapat di atas berbeda, namun pada hakekatnya memiliki kesamaan pada aspek mengumpulkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif.
            Dengan demikian agar para siswa tidak salah pada waktu membuat keputusan dalam kehidupannya, mereka perlu memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik. Menurut Ruber (Romlah, 2002: 9) dalam berpikir kritis siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan, pemecahan masalah, dan mengatasi masalah serta kekurangannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Tapilouw (Romlah, 2002:9), bahwa “berpikir kritis merupakan berpikir disiplin yang dikendalikan oleh kesadaran. Cara berpikir ini merupakan cara berpikir yang terarah, terencana, mengikuti alur logis sesuai dengan fakta yang diketahui”.
            Tingkatan yang terakhir adalah berfikir kreatif yang sifatnya orisinil dan reflektif.  Hasil dari keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks.  Kegiatan yang dilakukan di antaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya.  Berfikir kreatif meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menelorkan hasil akhir yang baru.


D. Permasalahan
Seperti yang kita ketahui, sebenarnya banyak orang yang bisa berpikir tingkat tinggi, yang bisa dikatakan berpikir yang berbeda dari masyarakat umumnya, dan cenderung yang dipikirkan itu adalah hal-hal yang tidak biasa. Namun tidak banyak orang yang bisa dengan gamblang menyatakan atau mengungkapkan pemikirannya tersebut, karena takut tidak bisa diterima oleh masyarakat. Lalu menurut teman-teman sekalian bagaimana cara untuk mengatasi hal tersebut?

Selasa, 21 Februari 2017

Berpikir Kreatif dan Inovatif Sebagai Mahasiswa Pendidikan Kimia


Apa itu Kreatif ?
Kreatif adalah kemampuan mengembangkan/menciptakan ide dan cara baru yang berbeda dari sebelumnya. Sedangkan Pengertian Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan hal baru, barik berupa gagasan, karya nyata, dalam bentuk aptitude atau non aptitude, kombinasi dari hal yang telah ada atau relatif berbeda dari yang telah ada sebelumnya.
Apa itu Inovatif?
          Inovatif merupakan kemampuan seseorang dalam mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan karya baru.
Apakah itu berpikir kreatif dan inovatif?
Menciptakan sesuatu yang baru yang penuh daya cipta atau pemikiran dan keterampilan seseorang
Lalu apa saja sebenarnya yang dapat memunculkan Kreatifitas dan Inovatif dari dalam diri seseorang?
a)    Mimpi
Apa itu mimpi? (obsesi/mimpi-mimpi besar)
Mimpi datang dari keinginan dalam hati yang menjadi cita-cita yang belum tersampaikan dan terbawa dalam pikiran dan pada saat kita tidur.
b)    Motivasi
Apa itu motivasi? (mengentertain/menghibur diri)
Motivasi merupakan dorongan kuat dari dalam diri untuk berkembang.
Jadi sebagai mahasiswa penting untuk memiliki pola berpikir yang kreatif dan inovatif, seperti contoh bila PPL calon guru kimia, diharuskan untuk mengajar dikelas, dengan keharusan tersebut maka dituntut pula untuk kreatif dan inovatif dalam hal penyampaian materi pembelajaran. Seperti variasi model pembelajaran , variasi metode pembelajaran dan lain-lain.




Postur Layar Berkembang:
1.     Tahap Belajar : 17 – 27 tahun
a.     Lingkungan yang kondusif dan mendukung untuk anda untuk berkembang
b.    Tahap pelatihan dan pembinaan
c.      Pendidikan informal atau pelatihan

2.     Tahap Kepemimpinan : 25 – 35 tahun
a.     Dapat mengembangkan kemampuan memimpin
b.     Senang mengatur atau memimpin orang lain

3.     Tahap Risiko : 36 – 45 tahun
a.        Periode bertindak
b.       Mencapai keadaan maksimal dari kemampuan

4.     Tahap Kejayaan : 46 – 55 tahun
a.     Hitung reward dari unjuk karya sejauh ini
b.     Belum bisa memperoleh reward yang dirasa pantas, maka jangan berharap banyak lagi

5.      Tahap Keamanan : > 56 tahun
a.     Mempertajam keputusan
b.     Membayar hutang pada diri sendiri

Kolom Suka-Suka, yuk merapat :)

Telah dijelaskan dalam tulisan ini bahwa berpikir kreatif dan inovatif dapat muncul dari 2 hal yaitu mimpi dan motivasi. 2 hal tersebut dapat diibaratkan sebagai kunci, kunci yang bisa membuka pintu gerbang kesuksesan.
Lalu, berada dipintu gerbang manakah kamu?
Mau pergi kemanakah kamu, dengan kedua kunci tersebut?
Apakah kamu sudah terlambat untuk bermimpi? Apa mimpi terbesarmu?
Bebas berkomentar sesuai imajinasimu, imajinasi yang akan membawamu kesana :D. Berikan sugesti positif untuk dirimu :)