PTK dilakukan
dengan diawali oleh suatu kajian terhadap masalah tersebut secara sistematis.
Hal kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam
proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, kemudian dilakukan suatu
observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi
atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan. Hasil dari proses refeksi ini
kemudian melandasi upaya perbaikan dan peryempurnaan rencana tindakan
berikutnya. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan
berkesinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai.
PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan
melaksanakan tahap-tahap PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang
timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai
ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu
sebagai penelitian terapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar
di kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswanya. Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat
masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan
melaksanakan PTK, guru mempunyai peran ganda : praktisi dan peneliti.
Mengapa Penelitian Tindakan Kelas Penting
?
Ada beberapa alasan mengapa PTK
merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesional seorang guru
:
1. PTK
sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap dinamika
pembelajaran di kelasnya.
2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga
menjadi profesional.
3. Dengan
melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran
melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terhadap apa yang terjadi di
kelasnya.
4. Pelaksanaan
PTK tidak menggangu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu
meninggalkan kelasnya.
5. Dengan
melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan
upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik
pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
6. Penerapan
PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan
atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan
sehingga meningkatan mutu hasil instruksional; mengembangkan keterampilan guru;
meningkatkan relevansi; meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta
menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.
Hakikat Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang
bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang selanjutnya
dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin McTaggart, John
Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya.
PTK di Indonesia baru dikenal
pada akhir dekade 80-an. Oleh karenanya, sampai dewasa ini keberadaannya
sebagai salah satu jenis penelitian masih sering menjadikan pro dan kontra,
terutama jika dikaitkan dengan bobot keilmiahannya.
Lebih lanjut, dijelaskan oleh
Harjodipuro bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan
melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik
mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau utuk
mengubahnya. PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis
terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri
untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK
mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan
teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai
pelaksanaan tugasnya secara profesional.
Jenis Penelitian Tindakan Kelas
Ada empat jenis PTK, yaitu: (1) PTK
diasnogtik, (2) PTK partisipan, (3) PTK empiris, dan (4) PTK eksperimental
(Chein, 1990). Untuk lebih jelas, berikut dikemukakan secara singkat mengenai
keempat jenis PTK tersebut.
- PTK Diagnostik; yang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosia dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas.
- PTK Partisipan; suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak penencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah seperti halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir penelitian.
- PTK Empiris; yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman penelti dalam pekerjaan sehari-hari.
- PTK Eksperimental; yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatam belajar-mengajar. Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Banyak model PTK yang dapat diadopsi dan
diimplementasikan di dunia pendidikan. Namun secara singkat, pada dasarnya PTK
terdiri dari 4 (empat) tahapan dasar yang saling terkait dan
berkesinambungan: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3)
pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting).
Namun sebelumnya, tahapan ini diawali oleh suatu
Tahapan Pra PTK, yang meliputi:
- Identifikasi masalah
- Analisis masalah
- Rumusan masalah
- Rumusan hipotesis tindakan
Tahapan Pra PTK ini sangat esensial untuk dilaksanakan
sebelum suatu rencana tindakan disusun. Tanpa tahapan ini suatu proses PTK akan
kehilangan arah dan arti sebagai suatu penelitian ilmiah. Beberapa pertanyaan
yang dapat diajukan guna menuntut pelaksanaan tahapan PTK adalah sebagai
berikut ini.
- Apa yang memprihatinkan dalam proses pembelajaran?
- Mengapa hal itu terjadi dan apa sebabnya?
- Apa yang dapat dilakukan dan bagaimana caranya mengatasi keprihatinan tersebut?
- Bukti-bukti apa saja yang dapat dikumpulkan untuk membantu mencari fakta apa yang terjadi?
- Bagaimana cara mengumpulkan bukti-bukti tersebut?
Jadi, tahapan pra PTK ini sesungguhnya suatu reflektif
dari guru terhadap masalah yang ada dikelasnya. Masalah ini tentunya bukan
bersifat individual pada salah seorang murid saja, namun lebih merupakan
masalah umum yang bersifat klasikal, misalnya kurangnya motivasi belajar di
kelas, rendahnya kualitas daya serap klasikal, dan lain-lain.
PERMASALAHAN
ketika melakukan PTK di SMA N 9 Kota Jambi, saya sendiri mengalami bagaimana sulitnya mengkondisikan kelas yang pada jam siang sudah sangat tidak kondusif, dikarenakan materi yang diberikan guru sebelumnya telah banyak menyita waktu, dan membuat siswa menjadi bosan dan tidak mood lagi untuk belajar, menurut teman-teman bagaimana solusinya?