
A. Diagnosis
Diagnosis merupakan istilah teknis (terminology) yang kita adopsi dari
bidang medis. Menurut Thorndike dan Hagen (1955:530-532), diagnosis dapat
diartikan sebagai
- Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang saksama mengenai gejala-gejalanya.
- Studi yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang sesensial.
- Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.
Dari ketiga
pengertian tersebut diatas, dapat kita maklumi bahwa di dalam konsep diagnosis,
secara implicit telah tersimpul pula konsep prognosisnya. Dengan demikian, di
dalam pekerjaan diagnostic bukan hanya sekedar mengidentifikasi jenis dan
karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit
tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan
kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.
B. Faktor – faktor Penyebab Siswa Malas Belajar Kimia
Pertama, faktor penyebab yang pertama ini berasal dari dalam diri (intern) siswa:
Pertama, faktor penyebab yang pertama ini berasal dari dalam diri (intern) siswa:
·
Peserta
didik yang lapar dan sakit atau kondisi fisiknya tidak baik tentu tidak
akan menerima pelajaran dengan baik pula.
·
Kelelahan, juga
mempengaruhi minat belajar siswa di dalam kelas. Ini bisa saja terjadi karena
disebabkan oleh siswa yang terlalu banyak menghabiskan energinya untuk bermain,
sehingga sebagian tenaganya terkuras dan malas untuk berlajar.
·
Ada
masalah, anak yang tengah mengalami masalah seperti sedih dan bertengkar tentu
sulit untuk konsentrasi belajar, karena fokusnya telah hilang akibat memikirkan
apa yang menjadi masalahnya.
Kedua, faktor yang kedua berasal dari luar diri (ekstern) siswa:
·
Model
pembelajaran yang membosankan dan monoton mengakibatkan anak
tidak tertarik untuk belajar.
·
Sikap
guru yang
tidak memperhatikan siswa dalam belajar atau sebaliknya terlalu berlebihan
memperhatikan.
·
Guru kurang
memberikan kesadaran kepada siswa bahwa belajar merupakan sebuah tanggung jawab
dan kesadaran bukan karena mengejar nilai dan paksaan guru atau orangtua.
C. Upaya Guru untuk Mengatasi Kemalasan Siswa
·
Upayakan ruang belajar yang nyaman
Kesulitan
belajar bisa juga karena tempat yang tersedia tidak memadai. Karena itu, coba
mendekor ruang belajar tersebut menjadi lebih nyaman. Misalnya bercerita kepada
siswa tentang bagaimana dahulu sang guru menyelesaikan mata pelajaran yang
dianggap sulit. Biasanya siswa cepat larut dengan cerita sehingga ia mencoba
mencocok-cocokkan dengan apa yang dijalaninya sekarang.
·
Komunikasi dari orang tua di rumah
Masa kecil
kita, pelajaran yang disukai tergantung bagaimana cara guru itu mengajar.
Sempatkan juga waktu dan dengarkan anak-anak bercerita tentang bagaimana cara
guru mereka mengajar di sekolah. Khusus soal komunikasi ini, biarkan anak-anak
bercerita tentang gurunya. Sejak dini biasakan anak berperilaku sportif dan
pandai menyampaikan pendapatnya.
·
Guru harus memberikan variasi-varisai dalam cara
belajar.
Variasi dapat
berupa metode pembelajaran, model pembelajaran dan lain-lain
·
Memberikan motivasi-motivasi agar siswa semangat dalam
belajar.
Memberikan motivasi bahwa penting untuk mempelajari
kimia karena kimia itu sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.
·
Dalam mengajar hendaknya guru membuat siswa belajar
dalam bentuk kerja kelompok.
Hal ini dikarenakan ketika bekerja kelompok, siswa
akan semakin kaya dengan banyaknya pendapat yang diutarakan oleh setiap anggota
kelompok, dan dalam diskusi kelompok ini, siswa belajar untuk menghargai
pendapat orang lain.
D. Prosedur dan Teknik Diagnosis Kesulitan
Belajar
Ross dan Stanley (1956:332-341) menggariskan tahapan – tahapan diagnosis
seperti yang tersaji pada halaman selanjutnya. Dari skema tersebut, tampak
bahwa keempat langkah yang pertama dari diagnosis itu merupakan usaha perbaikan
(corrective diagnosis) atau penyembuhan (curative). Sedangkan langkah yang
kelima merupakan usaha pencegahan (preventive). Sedangkan menurut Burton
(1952:640-652) penggolongan tahapan – tahapan diagnosis tidak didasarkan pada
usaha penanganan, tetapi didasarkan pada teknik dan instrumen yang digunakan
dalam pelaksanaannya, seperti dibawah ini :
1 General Diagnosis
Pada tahap ini lazim dipergunakan tes baku, seperti yang dipergunakan untuk
evaluasi dan pengukuran psikologis dan hasil belajar. Sasarannya, untuk
menemukan siapakah siswa yang diduga mengalami kelemahan tertentu.
2 Analistic Diagnosis
Pada tahap ini yang lazim digunakan ialah tes diagnostik. Sasarannya, untuk
mengetahui dimana letak kelemahan tersebut.
Psychological Diagnosis
Pada tahap ini teknik pendekatan dan instrumen yang digunakan antara lain :
- Observasi
- Analisis Karya Tulis
- Analisis Proses dan respon lisan
- Analisis berbagai catatan objektif
- Wawancara
- Pendekatan laboratories dan klinis
- Studi Kasus
Sasaran kegiatan diagnosis pada langkah ini pada dasarnya digunakan untuk
memahami karakteristik dan faktor – faktor penyebab terjadinya kesulitan. Jika
output dari layanan bimbingan belajar berupa perubahan pada diri siswa
(terbimbing). Setelah menjalani tindakan penyembuhan (treatment). Maka output
dari layanan diagnosis kesulitan belajar hanya sampai pada rekomendasi tentang
kemungkinan alternatif tindakan penyembuhan.
Permasalahan
Bagaimana cara
guru untuk memotivasi siswa untuk tidak malas belajar kimia?
Bayak hal yang dapat kita lakukan diantaranya dengam memberikan motivasi kepada siswa diawal pembelajaran, melakukan serngkaian kdgiatam pendahulua pada proses pembelajaran secara komplit , sehingga dpaat menarik minat siswa dalam belajar yg uatam dan penting guru menguasai materi yg akan di ajarkan.
BalasHapusBayak hal yang dapat kita lakukan diantaranya dengam memberikan motivasi kepada siswa diawal pembelajaran, melakukan serngkaian kdgiatam pendahulua pada proses pembelajaran secara komplit , sehingga dpaat menarik minat siswa dalam belajar yg uatam dan penting guru menguasai materi yg akan di ajarkan.
BalasHapusjadi menurut saudari rama aidina yang terpenting adalah guru menguasai materi yang akan diajarkan, lalu dimana letak memotivasinya itu diawal proses pembelajaran yaitu dibagian pendahuluan, saya sependapat dengan apa yang disampaikan oleh saudari rama aidina.
BalasHapus