Selasa, 23 Mei 2017

Diagonisis dan Tindakan Klinis Mengatasi Kesulitan Siswa Yang Malas Belajar Kimia


  Hasil gambar untuk siswa belajar
  
  A.    Diagnosis
Diagnosis merupakan istilah teknis (terminology) yang kita adopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike dan Hagen (1955:530-532), diagnosis dapat diartikan sebagai
  1. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang saksama mengenai gejala-gejalanya.
  2. Studi yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang sesensial.
  3. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.

Dari ketiga pengertian tersebut diatas, dapat kita maklumi bahwa di dalam konsep diagnosis, secara implicit telah tersimpul pula konsep prognosisnya. Dengan demikian, di dalam pekerjaan diagnostic bukan hanya sekedar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya. 

B. Faktor – faktor Penyebab Siswa Malas Belajar Kimia    
Pertama, faktor penyebab yang pertama ini berasal dari dalam diri (intern) siswa:
·         Peserta didik yang lapar dan sakit atau kondisi fisiknya tidak baik tentu tidak akan menerima pelajaran dengan baik pula.
·         Kelelahan, juga mempengaruhi minat belajar siswa di dalam kelas. Ini bisa saja terjadi karena disebabkan oleh siswa yang terlalu banyak menghabiskan energinya untuk bermain, sehingga sebagian tenaganya terkuras dan malas untuk berlajar.
·         Ada masalah, anak yang tengah mengalami masalah seperti sedih dan bertengkar tentu sulit untuk konsentrasi belajar, karena fokusnya telah hilang akibat memikirkan apa yang menjadi masalahnya.

Kedua, faktor yang kedua berasal dari luar diri (ekstern) siswa:
·         Model pembelajaran yang membosankan dan monoton mengakibatkan anak tidak tertarik untuk belajar.
·         Sikap guru yang tidak memperhatikan siswa dalam belajar atau sebaliknya terlalu berlebihan memperhatikan.
·         Guru kurang memberikan kesadaran kepada siswa bahwa belajar merupakan sebuah tanggung jawab dan kesadaran bukan karena mengejar nilai dan paksaan guru atau orangtua.

C.  Upaya Guru untuk Mengatasi Kemalasan Siswa
·         Upayakan ruang belajar yang nyaman
Kesulitan belajar bisa juga karena tempat yang tersedia tidak memadai. Karena itu, coba mendekor ruang belajar tersebut menjadi lebih nyaman. Misalnya bercerita kepada siswa tentang bagaimana dahulu sang guru menyelesaikan mata pelajaran yang dianggap sulit. Biasanya siswa cepat larut dengan cerita sehingga ia mencoba mencocok-cocokkan dengan apa yang dijalaninya sekarang.
·         Komunikasi dari orang tua di rumah
Masa kecil kita, pelajaran yang disukai tergantung bagaimana cara guru itu mengajar. Sempatkan juga waktu dan dengarkan anak-anak bercerita tentang bagaimana cara guru mereka mengajar di sekolah. Khusus soal komunikasi ini, biarkan anak-anak bercerita tentang gurunya. Sejak dini biasakan anak berperilaku sportif dan pandai menyampaikan pendapatnya.
·         Guru harus memberikan variasi-varisai dalam cara belajar.
Variasi dapat berupa metode pembelajaran, model pembelajaran dan lain-lain
·         Memberikan motivasi-motivasi agar siswa semangat dalam belajar.
Memberikan motivasi bahwa penting untuk mempelajari kimia karena kimia itu sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.
·         Dalam mengajar hendaknya guru membuat siswa belajar dalam bentuk kerja kelompok.
Hal ini dikarenakan ketika bekerja kelompok, siswa akan semakin kaya dengan banyaknya pendapat yang diutarakan oleh setiap anggota kelompok, dan dalam diskusi kelompok ini, siswa belajar untuk menghargai pendapat orang lain.
D.   Prosedur dan Teknik Diagnosis Kesulitan Belajar
Ross dan Stanley (1956:332-341) menggariskan tahapan – tahapan diagnosis seperti yang tersaji pada halaman selanjutnya. Dari skema tersebut, tampak bahwa keempat langkah yang pertama dari diagnosis itu merupakan usaha perbaikan (corrective diagnosis) atau penyembuhan (curative). Sedangkan langkah yang kelima merupakan usaha pencegahan (preventive). Sedangkan menurut Burton (1952:640-652) penggolongan tahapan – tahapan diagnosis tidak didasarkan pada usaha penanganan, tetapi didasarkan pada teknik dan instrumen yang digunakan dalam pelaksanaannya, seperti dibawah ini :
1 General Diagnosis
Pada tahap ini lazim dipergunakan tes baku, seperti yang dipergunakan untuk evaluasi dan pengukuran psikologis dan hasil belajar. Sasarannya, untuk menemukan siapakah siswa yang diduga mengalami kelemahan tertentu.
2 Analistic Diagnosis
Pada tahap ini yang lazim digunakan ialah tes diagnostik. Sasarannya, untuk mengetahui dimana letak kelemahan tersebut.
Psychological Diagnosis
Pada tahap ini teknik pendekatan dan instrumen yang digunakan antara lain :

  • Observasi
  • Analisis Karya Tulis
  • Analisis Proses dan respon lisan
  • Analisis berbagai catatan objektif
  • Wawancara
  • Pendekatan laboratories dan klinis
  • Studi Kasus
         Sasaran kegiatan diagnosis pada langkah ini pada dasarnya digunakan untuk memahami karakteristik dan faktor – faktor penyebab terjadinya kesulitan. Jika output dari layanan bimbingan belajar berupa perubahan pada diri siswa (terbimbing). Setelah menjalani tindakan penyembuhan (treatment). Maka output dari layanan diagnosis kesulitan belajar hanya sampai pada rekomendasi tentang kemungkinan alternatif tindakan penyembuhan.

Permasalahan
Bagaimana cara guru untuk memotivasi siswa untuk tidak malas belajar kimia?


3 komentar:

  1. Bayak hal yang dapat kita lakukan diantaranya dengam memberikan motivasi kepada siswa diawal pembelajaran, melakukan serngkaian kdgiatam pendahulua pada proses pembelajaran secara komplit , sehingga dpaat menarik minat siswa dalam belajar yg uatam dan penting guru menguasai materi yg akan di ajarkan.

    BalasHapus
  2. Bayak hal yang dapat kita lakukan diantaranya dengam memberikan motivasi kepada siswa diawal pembelajaran, melakukan serngkaian kdgiatam pendahulua pada proses pembelajaran secara komplit , sehingga dpaat menarik minat siswa dalam belajar yg uatam dan penting guru menguasai materi yg akan di ajarkan.

    BalasHapus
  3. jadi menurut saudari rama aidina yang terpenting adalah guru menguasai materi yang akan diajarkan, lalu dimana letak memotivasinya itu diawal proses pembelajaran yaitu dibagian pendahuluan, saya sependapat dengan apa yang disampaikan oleh saudari rama aidina.

    BalasHapus