Fungsi dan tujuan pembelajaran
ilmu kimia (menurut kurikulum 2004) adalah:
- Menyadari keteraturan dan keindahan alam untuk meng¬agungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
- Memupuk
sikap ilmiah yang mencakup:
a. sikap jujur dan obyektif terhadap data;
b. sikap terbuka, yaitu bersedia menerima pendapat orang lain serta mau mengubah pandangannya, jika ada bukti bahwa pandangannya tidak benar;
c. ulet dan tidak cepat putus asa;
d. kritis terhadap pernyataan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa ada dukungan hasil observasi empiris; dan dapat bekerjasama dengan orang lain. - Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana siswa melakukan pengujian hipotesis dengan merancang eksperimen melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan interpretasi data, serta mengkomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dan tertulis.
- Meningkatkan kesadaran tentang aplikasi sains yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.
- Memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.
- Membentuk sikap yang positif terhadap kimia, yaitu merasa tertarik untuk mempelajari kimia lebih lanjut karena merasakan keindahan dalam keteraturan perilaku alam serta kemampuan kimia dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam dan penerapannya dalam teknologi.
Materi Pelajaran Kimia di SMA banyak
berisi konsep-konsep yang cukup sulit untuk difahami siswa, karena menyangkut
reaksi-reaksi kimia dan hitungan-hitungan serta menyangkut konsep-konsep yang
bersifat abstrak dan dianggap oleh siswa merupakan materi yang relatif baru dan
belum pernah diperolehnya ketika di SMP. Banyak sekolah yang ada juga menunjukkan
bahwa penyampaian materi kimia SMA dengan metode demonstrasi dan diskusi
nampaknya kurang optimal dalam meningkatkan aktivitas dan minat belajar siswa.
dapat dikatakan bahwa rendahnya
aktivitas, minat, dan hasil belajar kimia siswa dapat disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain:
1.
Penyampaian materi kimia oleh guru dengan metode demonstrasi yang hanya
sekali-kali dan diskusi cenderung membuat siswa jenuh, siswa hanya dijejali
informasi yang kurang konkrit dan diskusi yang kurang menarik karena bersifat
teoritis;
2.
Siswa tidak pernah diberi pengalaman langsung dalam mengamati suatu reaksi
kimia, sehingga siswa menganggap materi pelajaran kimia adalah abstrak dan
sulit difahami;
3.
Metode mengajar yang digunakan guru kurang bervariasi dan tidak inovatif,
sehingga membosankan dan tidak menarik minat siswa. Hal ini menunjukkan
kompetensi guru kimia yang masih perlu ditingkatkan.
Rendahnya aktivitas belajar siswa
dalam mempelajari kimia diduga disebabkan kimia merupakan ilmu yang tidak
bermanfaat dalam kehidupannya kelak, selain adanya anggapan bahwa kimia adalah
ilmu yang sukar dipelajari. Untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar
kimia siswa, guru perlu melakukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran
melalui kegiatan yang kreatif dan inovatif. Pembelajaran kimia yang berorientasi
pada penumbuhan keterampilan generik sains (KGS) perlu dikembangkan, agar siswa
dapat memahami bahwa kimia adalah ilmu yang terkait dalam kehidupan manusia
sehari-hari, sehingga anggapan di atas dapat diminimalisir. Dengan demikian,
Pembelajaran kimia yang diterapkan haruslah mempertimbangkan karakteristik
siswa, karakteristik materi kimia, dan kondisi sekolah atau fasilitas yang
dimiliki sekolah. Oleh sebab itu, perlu dilakukan identifikasi masalah-masalah
pembelajaran kimia, baik dilihat dari motivasi belajar siswa dan kompetensi
siswa maupun karakteristik konsep-konsep kimia yang akan dibelajarkan pada
siswa.
Permasalahan:
seperti yang
kita ketahui banyak sekali kendala yang dihadapi pada saat proses pembelajaran
kimia, diantaranya bagaimana seorang guru menyampaiakan suatu materi yang
sifatnya abstrak, kepada siswa sehingga siswa tidak mengalami kesulitan belajar
dalam memahami konsep tersebut, selain itu, kesulitan belajar dapat juga
dialami karena sugesti dari dalam diri siswa yang menganggap kimia tu sulit,
menurut anda bagaimanakah mengubah anggapan tersebut?
Dengan cara mengubah proses pembelajaran menjadi lebih menarik perhatian siswa, sehingga siswa tidak jenuh lagi. misalnya pada materi titrasi asam basa mengunakan metode pratikum, kalaupun alat dan bahan yang tersedia kurang, kita dapat menggantinya menggunakan media pembelajaran seperti animasi bergerak, gambar-gambar atau firtual lab.
BalasHapusdengan itu diharapkan dapat menarik perhatian siswa dan membangkitkan motivasi belajarnya. sehingga siswa dengan mudah mengerti apa yang kita sampaikan.
jadi menurut anda bisa dilakukan dengan mengemas pembelajaran kimia itu dengan semenarik mungkin dengan media model dan metoda mengajar yang asyik tidak membosankan. baiklah sangat membantu saran yang anda berikan saudari nurlaili.
BalasHapus